Tuesday, May 26, 2009

Makna yang Ambigu

Kita sering mendengar kata-kata; "dasar manusia tidak memiliki hati", "hatimu dimana sih?", "hatinya sangat lembut", dan banyak lagi yang mengartikan hati itu sebagai suatu bentuk ungkapan perasaan. Sekarang masalahnya, benarkah perasaan itu adanya di hati (liver)? Menurut ilmu biologi, bahwa hati itu memiliki fungsi yang vital dalam tubuh kita, antara lain:
  • Menyimpan berbagai bentuk glukosa, vit B12, dan zat besi
  • Penyediaan tenaga (zat gula) dan protein
  • Pengeluaran hormon-hormon dan insulin.
  • Pembentukan dan pengeluaran Lemak dan Kolesterol
  • Penyaring dan pembuang bahan-bahan beracun di dalam darah mealalui proses pembongkaran hemoglobin.
  • Merubah amonia menjadi urea
Dari sekian banyak poin fungsi hati, tidak ada yang menerangkan hati sebagai pengatur perasaan. Namun, mengapa dalam bahasa kita sehari-hari sering menempatkan fungsi hati itu sebagai ungkapan perasaan yang sangat dalam pada manusia. Dan binatang yang dianggap tidak mempunyai perasaan atau belas kasihan sering diartikan tidak memiliki hati. Padahal mereka (binatang) punya hati juga lho. Istilah "hati nurani" merupakan istilah yang menggambarkan perasaan positif yang begitu dalam yang dimiliki oleh manusia, hanya manusia bukan makhluk lain.
Kalau di lihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan, sebenaranya segala macam bentuk perasaan, baik perasaan yang positif atau perasaan negatif semuanya adalah tugas dari otak. Hanya saja seberapa besar pengalaman positif yang diterima otak inilah yang sering diartikan manusia sebagai perasaan, atau hati nurani. Jadi hati nurani disini adalah kodrat / insting baik yang dimiliki oleh manusia sejak lahir, dan pengalaman positif yang di terima manusia selama hidupnya. Dan semuanya itu tersimpang dengan baik di dalam otak, bukan di dalam hati. Namun bahasa telah mensalah artikan kata "hati" tersebut.
Bahkan lebih parah lagi, perasaan cinta biasanya di dilambangkan sebagai bentuk hati, tetapi wujud gambarnya adalah gambar jantung. Ini adalah suatu bentuk penggunaan bahasa atau simbol-simbol yang sebenarnya ambigu. Orang memahami maksudnya, bahkan sering menggunakan istilah-istilah atau simbol-simbol itu, tetapi kalau di telusuri dari mana istilah-istilah dan simbol-simbol itu muncul, maka akan sangat susah di pahami mengapa istilah-istilah dan simbol-simbol itu di pakai untuk mewakili arti yang sebenarnya tidak cocok dengan fungsinya. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan itu suatu hal yang tidak match. Namun itulah ilmu bahasa. Kita tidak perlu mengetahui sejarah mengapa kata-kata itu dipakai. Yang perlu kita ketahui adalah bagaimana cara menggunakan bahasa itu secara baik dan benar, agar tidak di salah artikan oleh orang lain.

real flow trailer

 

iyez.arch. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com