Kemarin hari kamis (30 april) dosenku diminta buat mengisi seminar Open Source di UNS, judulnya "The Power of Open Source in Engineering". Dan alhamdulillah kita (saya dan 2 teman mahasiswa yang lain) di percaya untuk membantu dalam mensimulasikan cara kerja dari software - software open source tersebut. Saya di minta untuk mensimulasikan cara kerja software blander (lihat posting sebelumnya). Yah, meskipun kita akhirnya tidak bisa presentasi dengan maksimal, karena waktu yang terbatas, tetapi paling tidak kita bisa mendapatkan pelajaran yang berharga atas kepercayaan para dosen tersebut kepada kita untuk membantu dalam mempersiapkan materi seminar tersebut. Salah satunya adalah kita jadi tahu bagaimana cara kerja software open source, terutama blender, dan mengerti seberapa pentingnya software - software open source, terutama untuk dunia pendidikan engeneering. Dan yang jelas, kebanggaan sendiri bisa menguasai software - software open source. Ya belum mahir sih, dan meskipun masih pemula tetapi ini adalah hasil usaha kami sendiri untuk bisa menguasai aplikasi tersebut. Yah, elek yo ben sing penting gawean dewe.
Akhir - akhir ini saya lagi terobsesi sama software blander. Ternyata kalau di pelajari lebih dalam, blender mempunyai kemampuan yang luar biasa. Hanya dengan kapasitas yang kurang dari 20 MB, blender mampu melakukan apa yang bisa dilakukan oleh 3d's Max. Ya meskipun mungkin caranya mengoperasikannya sedikit lebih sulit dan membingungkan dari pada 3d's Max. Dan ada satu yang menarik. Kalau di 3d's Max kita mengenal plug in vray, kalau di blender kita mengenal yafaray. Ternyata kedua plug in ini memiliki kemampuan yang relatif sama. Ke dua - duanya mampu menghasilkan hasil render yang realistis.
Sebelum yafaray keluar, ada egine render lain di blender, namanya YafRay. Awalnya saya cukup puas dengan hasil render yafray. Tetapi setelah muncul YafaRay saya mulai menemukan beberapa kelemahan pada yafray. Antara lain, yafray tidak bisa meng eksekusi bidang / objek transparan, sehingga apabila di beri cahaya melewati bidang transparan tersebut maka bayangan yang di hasilkan akan sama dengan ketika cahaya tersebut melewati bidang solid. Sedangkan yafaray mampu menghasilkan bayangan yang lebih tipis pada bidang trasparan. Bahkan dia mampu memunculkan efek caustics, yaitu suatu efek pendaran cahaya yang melewati bidang prisma transparan (ingat enggak pelajaran fisika SMA?). Selain itu yafaray mampu memberikan angle pada bayangan _yang tidak ada pada yafray_ sehingga bayangan yang jatuh akan memiliki efek angle, yaitu ketika bayangan semakin jauh dari bendanya maka efek shadownya juga akan semakin halus, semakin jauh jarak benda dengan bayangannya semakin halus bayangan yang terbentuk. Dan selanjutnya, kemampuan yang tidak dimiliki yafray tetapi ada pada yafaray adalah yafaray memiliki efek color bleed, yaitu merupakan biasan yang tercipta bila benda itu mempunyai pancaran warna (dari material) yang sangat kuat dan di pantulkan ke parmukaan benda yang ada di dekatnya, sehingga benda yang ada di dekatnya terpengaruh oleh pancaran warna benda tersebut. Setahu saya, color bleed ini baru bisa di temui di vray. Dan sebenarnya masih banyak keunggulan - keunggulan lainnya, karena memang sepertinya yafaray merupakan generasi barunya yafray, sehingga wajar saja kalau banyak kelebihan yang kita temukan, meskipun mungkin kalau dilihat dari besarnya file masternya lebih besar yafray dari pada yafaray. Gambar dipojok kanan atas adalah perbandingan antara render memakai yafaray (atas) dan memakai yafray (bawah).
Sebelum yafaray keluar, ada egine render lain di blender, namanya YafRay. Awalnya saya cukup puas dengan hasil render yafray. Tetapi setelah muncul YafaRay saya mulai menemukan beberapa kelemahan pada yafray. Antara lain, yafray tidak bisa meng eksekusi bidang / objek transparan, sehingga apabila di beri cahaya melewati bidang transparan tersebut maka bayangan yang di hasilkan akan sama dengan ketika cahaya tersebut melewati bidang solid. Sedangkan yafaray mampu menghasilkan bayangan yang lebih tipis pada bidang trasparan. Bahkan dia mampu memunculkan efek caustics, yaitu suatu efek pendaran cahaya yang melewati bidang prisma transparan (ingat enggak pelajaran fisika SMA?). Selain itu yafaray mampu memberikan angle pada bayangan _yang tidak ada pada yafray_ sehingga bayangan yang jatuh akan memiliki efek angle, yaitu ketika bayangan semakin jauh dari bendanya maka efek shadownya juga akan semakin halus, semakin jauh jarak benda dengan bayangannya semakin halus bayangan yang terbentuk. Dan selanjutnya, kemampuan yang tidak dimiliki yafray tetapi ada pada yafaray adalah yafaray memiliki efek color bleed, yaitu merupakan biasan yang tercipta bila benda itu mempunyai pancaran warna (dari material) yang sangat kuat dan di pantulkan ke parmukaan benda yang ada di dekatnya, sehingga benda yang ada di dekatnya terpengaruh oleh pancaran warna benda tersebut. Setahu saya, color bleed ini baru bisa di temui di vray. Dan sebenarnya masih banyak keunggulan - keunggulan lainnya, karena memang sepertinya yafaray merupakan generasi barunya yafray, sehingga wajar saja kalau banyak kelebihan yang kita temukan, meskipun mungkin kalau dilihat dari besarnya file masternya lebih besar yafray dari pada yafaray. Gambar dipojok kanan atas adalah perbandingan antara render memakai yafaray (atas) dan memakai yafray (bawah).
0 comments:
Post a Comment